PENDIDIKAN - REMAJA - KELUARGA: Peran Landasan Pengembangan Kurikulum terhadap Komponen Materi Kurikulum

08/11/2012

Peran Landasan Pengembangan Kurikulum terhadap Komponen Materi Kurikulum

 
PERAN LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
TERHADAP KOMPONEN MATERI KURIKULUM

Kurikulum sebagai rancangan dari pendidikan, mempunyai kedudukan penting dalam keseluruhan kegiatan pendidikan, menentukan proses pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kurikulum merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan petunjuk tentang jenis, lingkup dan hierarki urutan isi serta proses pendidikan. Mengingat begitu pentingnya peranan kurikulum dalam pendidikan maka pengembangan kurikulum tidak boleh sembarangan.  Pengembangan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan atas hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam.
Landasan pengembangan kurikulum setidaknya meliputi empat landasan pokok yaitu landasan filosofis, landasan pskologis, landasan sosiologis dan landasan teknologis.
Landasan filosifis memberikan arah pada semua keputusan dan tindakan manusia, karena filsafat merupakan pandangan hidup, orang, masyarakat, dan bangsa. Dalam pengembangan kurikulum senantiasa berpijak pada aliran filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang dikembangkan. Masing-masing aliran filsafat pasti memiliki kelemahan dan keunggulan tersendiri. Oleh karena itu, dalam praktek pengembangan kurikulum, penerapan aliran filsafat cenderung dilakukan secara eklektif dengan mengambil hal-hal yang terbaik dan memungkinkan dari seluruh aliran filsafat yang ada, sehingga dalam menentukan tujuan pendidikan lebih diusahakan secara bereimbang.
Sedangkan landasan psikologis dalam pengembangan kurikulum berhubungan dengan perkembangan psikologis anak didik bahwa secara psikologis, anak didik memiliki keunikan dan perbedaan baik perbedaan minat, bakat, maupun potensi yang dimilikinya sesuai dengan tahapan perkembangannya. Dengan demikian, kurikulum harus memperhatikan kondisi psikologis perkembangan dan belajar anak.
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2006 : 50), kondisi psikologis adalah kondisi karakteristik psiko-fisik manusia sebagai individu, yang dinyatakan dalam berbagai bentuk perilaku dalam interaksinya dengan lingkungan. Perilaku-perilaku tersebut merupakan manifestasi dari ciri-ciri kehidupannya, baik yang nampak maupun yang tidak nampak, baik perilaku kognitif, afektif maupun psikomotor. Interaksi yang tercipta dalam situasi pendidikan harus sesuai dengan kondisi psikologis anak didik. Anak didik merupakan individu yang sedang berada dalam proses perkembangan. Tugas utama guru adalah membantu mengoptimalkan perkembangan anak didik tersebut. Oleh karena itu, melalui penerapan landasan psikologis dalam pengembangan kurikulum, tiada lain bertujuan agar upaya pendidikan yang dilakukan dapat menyesuaikan dengan hakikat peserta didik. Penyesuaian yang dimaksud berkaitan dengan segi materi yang harus disampaikan, penyesuaian dari segi proses penyampaian atau pembelajarannya, dan penyesuaian dari unsur-unsur upaya pendidikan lainnya.
Secara teoritis, seorang guru berkewajiban mengenal siswanya, seperti diungkapkan oleh Lan Reece dan Stephen Walker (1997), bahwa semua siswa adalah individu-individu. Tidak ada dua siswa yang belajar dengan cara yang sama. Jadi, meskipun guru memiliki sejumlah siswa dalam kelas, mereka semua merupakan individu sendiri-sendiri. Mereka memiliki harapan masing-masing, dan penting bagi guru untuk memenuhi harapan mereka. Siswa memiliki harapan berdasarkan pada pengalaman belajar sebelumnya. Tugas guru adalah mengetahui cara belajar mengajar pilihan siswa, untuk mengkonsentrasikan cara belajar mengajar yang terbukti sukses dan memperbaiki yang belum berhasil.
Sedangkan landasan sosiologis dalam pengembangan kurikulum berkaitan erat dengan fungsi sekolah sebagai wadah untuk mempersiapkan anak didik agar mereka dapat berperan aktif di masyarakat. Oleh karena itu, kurikulum sebagai alat dan pedoman dalam proses pendidikan di sekolah harus relevan dengan tuntutan masyarakat. Dengan demikian, dalam konteks ini sekolah bukan hanya berfungsi untuk mewariskan kebudayaan dan nilai-nilai suatu masyarakat, akan tetapi sekolah juga berfungsi untuk mempersiapkan anak didik dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh Karena itu, kurikulum tidak hanya berisi berbagai nilai suatu masyarakat akan tetapi juga bermuatan segala sesuatu yang dibutuhkan masyarakat.
Landasan teknologis sangat berkaitan erat dengan laju perkembangan masyarakat. Teknologi merupakan pengejawantahan atau aplikasi dari ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis. Ilmu dan  teknologi  tidak bisa dipisahkan dan selalu berkembang dengan pesat seiring lajunya perkembangan masyarakat.  Pendidikan merupakan upaya menyiapkan anak didik dalam  menghadapi  masa depan  dan perubahan masyarakat, maka pengembangan kurikulum haruslah berlandaskan ilmu pengetahuan dan teknologi. 
Dari uraian singkat di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran sangat penting dalam pendidikan. Pengembangan kurikulum bisa dilakukan kapan saja sesuai kebutuhan. Persoalan mengembangkan isi dan bahan pelajaran serta bagaiman cara belajar peserta didik bukanlah suatu proses yang sederhana, sebab menentukan isi atau muatan kurikulum harus berangkat dari visi, misi, serta tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan menentukan tujuan erat kaitannya dengan persoalan sistem nilai dan keutuhan masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA
Reece, Lan. dan Walker, Stephen. (1997),  Teaching, Training, and Learning: A Practical Guide, Sunderland: Business Education Publishers Limited.

Syaodih Sukmadinata, Nana. (2006), Prinsip dan Landasan Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar ya...